Beranda | Artikel
Apa Beda Dzikir Pagi, Dzikir Petang dan Dzikir Harian? - Syaikh Shalih al-Ushoimi #Nasehat Ulama
Senin, 22 November 2021

Apa Beda Dzikir Pagi, Dzikir Petang dan Dzikir Harian? – Syaikh Shalih al-Ushoimi #Nasehat Ulama

Kemudian beliau berkata, “Dalam sehari dan semalam.” (fi yaumihi wa lailatihi) al-yaum dan al-lailah merupakan dua sebutan bagi seluruh bagian hari, siang dan malamnya. Dua sebutan bagi seluruh bagian hari, siang dan malamnya. Ketika disebutkan kata al-yaum, maka yang dimaksud adalah siang hari. Dan ketika disebutkan kata al-lailah, maka yang dimaksud maka yang dimaksud adalah malam hari. Dan terkadang kata al-yaum bermakna siang dan malam seluruhnya. Terkadang kata al-yaum bermakna siang dan malam.

Dan inilah makna asal dalam bahasa arab.Jika orang-orang arab menyebut kata al-yaum,maka yang mereka maksud adalah siang dan malam. Dan terkadang inilah yang dimaksud pada nash dalam syariat. Namun terkadang nash dalam syariat mengkhususkan makna al-yaum, dengan siang hari saja. Seperti sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- “Barangsiapa yang berpuasa di hari ‘Arafah (yauma arafah).”Yang dimaksud dengan kata ‘yaum’ di sini adalah siang hari pada hari ‘Arafah. Dan kata al-yaum (siang) dan al-lailah (malam), lebih luas maknanya daripada kata pagi dan sore. Dan kata al-yaum (siang) dan al-lailah (malam), lebih luas maknanya daripada kata as-shabah (pagi) dan al-masa’ (petang). As-shabah (pagi) merupakan permulaan al-yaum (siang), sedangkan al-masa’ (sore) merupakan permulaan al-lailah (malam). As-shabah (pagi) merupakan permulaan al-yaum (siang), sedangkan al-masa’ (sore) merupakan permulaan al-lailah (malam).

ZIKIR PAGI:
Zikir pagi adalah termasuk zikir-zikir yang dianjurkan untuk dibaca pada waktu siang. Namun Zikir Pagi ini khusus dibaca di awal siang (yaitu dibaca setelah shalat subuh hingga matahari terbit).

ZIKIR PETANG (SORE):
Zikir Petang adalah termasuk zikir-zikir yang dianjurkan untuk dibaca pada malam hari.

Namun Zikir Petang ini khusus dibaca di awal malam (yaitu dibaca setelah shalat maghrib hingga waktu isya’). Sedangkan Zikir Siang dan Malam (Zikir Harian) itu lebih luas waktunya daripada Zikir Pagi dan Zikir Petang. Semisal sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- “Barangsiapa yang mengucapkan, ‘Subhanallah wa bihamdihi’, Oh, contoh zikir ini juga ada di Zikir Pagi dan Petang, dapat membingungkan (jika ini dijadikan contoh) (Contoh lainnya) Sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- riwayat al-Bukhari dan Muslim. “Barangsiapa yang mengucapkan, ‘Laa ilaha illallah, wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir’, dalam sehari sebanyak 100 kali…” Zikir ini mencakup seluruh waktu siang, bukan khusus pagi hari saja. Namun jika seseorang membacanya bersama Zikir Pagi, dengan maksud membaca zikir ini di hari itu. Maka ini apakah dianggap telah dibaca di hari itu atau tidak? Dianggap telah dibaca.
Namun jika Zikir Pagi dibaca di waktu siang (setelah pagi berlalu, yaitu setelah matahari terbit), apakah dianggap telah dibaca di pagi hari atau tidak? Tidak. Oleh sebab itu, sebutan amalan Zikir Harian di siang dan malam hari lebih luas waktunya daripada sebutan Zikir Pagi dan Zikir Petang. Namun apabila ada orang yang hendak membaca sekaligus zikir-zikir yang terikat dengan waktu siang atau malam (Zikir Harian) di waktu pagi (bersama Zikir Pagi) atau sore (bersama Zikir Petang), maka itu sah baginya.

Seperti sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, dari Riwayat Abu Mas’ud al-Badri dalam Shahih al-Bukhari. “Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surat al-Baqarah di malam hari, maka itu cukup (sebagai pelindungnya)” Mestinya 2 ayat terakhir surat al-Baqarah itu kapan waktu pembacaannya? Yaitu di malam hari; yakni sejak terbenamnya matahari hingga datangnya waktu fajar. Itulah yang disebut malam hari. Namun jika ada yang bersegera membacanya, maka ia telah bersegera memberi perlindungan dirinya. Seandainya ia membacanya bersama dengan Zikir Petang, maka itu boleh baginya. Dan seandainya ia tidak membacanya bersama Zikir Petang, namun membacanya di akhir waktu malam; apakah ia membacanya pada waktu yang ditentukan atau tidak? Tentu saja ia membacanya pada waktunya. Tentu saja ia membacanya pada waktunya.

Dan penulis -rahimahullah- menyebutkan dari hadits-hadits ini, zikir yang dibaca di pagi dan sore hari. Dan menyebutkan beberapa zikir yang dibaca di malam hari. Sebagian zikir ini mencakup seluruh waktu, dan sebagiannya tidak.

================================================================================

ثُمَّ قَالَ فِي يَوْمِهِ وَلَيْلَتِهِ

وَالْيَوْمُ وَاللَّيْلَةُ اِسْمَانِ

لِطَرَفِ الْيَوْمِ كُلِّهِ نَهَارِهِ وَلَيْلِهِ

اِسْمَانِ لِطَرَفِ الْيَوْمِ كُلِّهِ

نَهَارِهِ وَلَيْلِهِ

فَيُقَالُ الْيَوْمُ

مُرَادًا بِهِ النَّهَارُ

وَيُقَالُ اللَّيْلَةُ مُرَادًا بِهِ

مُرَادًا بِهَا اللَّيْلُ

وَقَدْ يُطْلَقُ اِسْمُ الْيَوْمِ مُرَادًا بِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ

وَقَدْ يُرَادُ يُطْلَقُ اسْمُ الْيَوْمِ مُرَادًا بِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ

وَهَذَا أَصْلُ وَضْعِهِ فِي اللِّسَانِ الْعَرَبِيّ

فَالْعَرَبُ إذَا أَطْلَقَتْ اِسْمَ الْيَوْمِ

فَإِنَّهَا تُرِيدُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

وَتَارَةً يَقَعُ هَذَا فِي خِطَابِ الشَّرْعِ

وَتَارَةً يُخَصُّ خِطَابُ الشَّرْعِ فِيهِ الْيَوْمُ بِالنَّهَارِ

كَقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ ، الْحَدِيثَ

فَيَوْمٌ هُنَا يُرَادُ بِهِ نَهَارُ

يَوْمِ عَرَفَةَ

وَاسْمُ الْعَمَلِ وَاللَّيْلَةِ

أَوْسَعُ مِنِ اسْمِ الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ

وَاسْمُ الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ

أَوْسَعُ مِنِ اسْمِ الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ

وَالصَّبَاحُ مُقَدِّمَةُ الْيَوْمِ

وَالْمَسَاءُ مُقَدِّمَةُ اللَّيْلَةِ

وَالصَّبَاحُ مُقَدِّمَةُ الْيَوْمِ

وَالْمَسَاءُ مُقَدِّمَةُ اللَّيْلَةِ

وَمَا جَاءَ فِي أَذْكَارِ الصَّبَاحِ

فَهُوَ مِنْ جُمْلَةِ مَا يَكُونُ مَطْلُوْبًا فِي أَذْكَارِ الْيَوْمِ

لَكِنَّهُ يَكُونُ مَخْصُوْصًا بِهَذَا الْوَقْتِ

وَمَا جَاءَ مِنْ أَذْكَارِ الْمَسَاءِ يَكُونُ مَطْلُوبًا فِي اللَّيْلَةِ

لَكِنَّهُ يَكُونُ مَخْصُوْصًا بِهَذَا الْمَحَلِّ

وَأَمَّا مَا جَاءَ فِي الْيَوْمِ أَوْ اللَّيْلَةِ

فَهُوَ أَوْسَعُ مِنَ الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ

فَمَثَلًا قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

أَوْ هَذَا وَرَدَ فِي الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ يَرِدُ عَلَيْهِ إِشْكَالٌ

لَكِنَّ قَوْلَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الصَّحِيحَيْنِ

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ

وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

فِي يَومٍ مِئَةَ مَرَّةٍ

هَذِهِ تَعُمُّ الْيَوْمَ كُلَّهُ

فَلَا تَخْتَصُّ بِالصَّبَاحِ

لَكِنْ لَوْ جَاءَ بِهَا فِي ذِكْرِ الصَّبَاحِ

مُرِيْدًا بِهَا ذِكْرَ الْيَوْمِ

وَقَعَتْ فِي الْيَوْمِ أَمْ لَمْ تَقَعْ ؟

وَقَعَتْ

لَكِنْ مَا كَانَ فِي أَذْكَارِ الصَّبَاحِ

لَوْ جَاءَ بِهِ فِي بَقِيَّةِ الْيَوْمِ

صَارَ وَاقِعًا فِي الصَّبَاحِ أَمْ لَمْ يَقَعْ ؟

لَمْ يَقَعْ

وَلِذَلِك اِسْمُ عَمَلِ الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ

أَوْسَعُ مِنِ اسْمِ أَذْكَارِ الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ

لَكِنْ مَنْ شَاءَ أَنْ يَجْمَعَ

الْأَذْكَارَ الْوَارِدَةَ مُعَلَّقَةً بِالْيَوْمِ أَوِ اللَّيْلَةِ

فِي الصَّبَاحِ أَوْ فِي الْمَسَاءِ

صَحَّ مِنْهُ ذَلِكَ

كَقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيثِ أَبِي مَسْعُودٍ الْبَدْرِيّ

فِي الْبُخَارِيِّ

مَنْ قَرَأَ الْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ

الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

فَإِنَّ وَقْتَ قِرَاءَتِهَا يَكُونُ مَتَى؟

فِي اللَّيْلَةِ يَعْنِي مِنْ غُرُوبِ الشَّمْسِ إلَى

طُلُوعِ الْفَجْرِ

فَهَذَا اِسْمُ اللَّيْلَةِ

لَكِنْ مَنْ بَادَرَ بِهَا

فَقَدْ بَادَرَ بِتَحْصِيْنِ نَفْسِهِ

فَلَوْ أَنَّهُ جَاءَ بِهَا فِي أَذْكَارِ الْمَسَاءِ

كَانَ ذَلِكَ سَائِغًا

لَكِنْ لَوْ أَخَّرَهَا عَنْ أَذْكَارِ الْمَسَاءِ

ثُمَّ جَاءَ بِهَا فِي وَقْتٍ مُتَأَخِّرٍ مِنَ اللَّيْلِ

يَكُونَ جَاءَ بِهَا فِي وَقْتِهَا أَمْ فِي غَيْرِ وَقْتِهَا ؟

يَكُونَ جَاءَ بِهَا فِي وَقْتِهَا

يَكُونَ جَاءَ بِهَا فِي وَقْتِهَا

وَالْمُصَنِّفُ رَحِمَهُ اللهُ ذَكَرَ مِنْ هَذِهِ الْأَحَادِيثِ

مَا يُقَالُ فِي الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ

وَرُبَّمَا ذَكَرَ شَيئًا مِمَّا يُقَالُ فِي اللَّيْلَةِ

فَمِنْهُ مَا عَمَّ وَمِنْهُ مَا خَصَّ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/apa-beda-dzikir-pagi-dzikir-petang-dan-dzikir-harian-syaikh-shalih-al-ushoimi-nasehat-ulama/